![]() |
Dokumen : Perwakilan SMA Surya Buana Malang sholaturohim di rumah Bu Elok, Banyuwangi Jum'at (11/04/2025) |
Tiga hal ini harus saling dipahami oleh kedua pasangan dan tentu saja dijalankan bersama.
Ketiganya terangkum dalam konsep “Tiga On”:
1. Pawon
Dalam berumah tangga, hal pertama yang harus diperhatikan adalah urusan pawon atau dapur.
Dapur sangat penting sebagai tempat memasak dan menyiapkan makanan yang akan dikonsumsi keluarga.
Suami dan istri harus saling memahami perannya: ada yang bekerja mencari nafkah, ada pula yang mengelola hasil kerja tersebut untuk memasak makanan.
Yang paling penting, pastikan sumber rezeki yang digunakan berasal dari yang halal.
Abah Sukri mengingatkan, awal mula perselingkuhan bisa saja terjadi karena suami tidak menikmati masakan istrinya. Akhirnya, ia justru lebih menikmati masakan di luar rumah di warung, misalnya. Dari sanalah bisikan setan muncul: tresno jalaran saka kulino (cinta tumbuh karena terbiasa).
Jangan sampai “mencicipi” masakan orang lain.
Jika ditanya, “Masakan paling enak itu masakan siapa?” Jawab tegas Abah Sukri, “Masakan istri!”
Maka, jangan menolak saat istri mengajak makan bersama, walau mungkin sebelumnya sudah makan di tempat kerja atau bersama teman.
Siapa pun yang bekerja baik suami maupun istri harus ada yang mengambil peran sebagai juru masak.
Agar apa yang dimakan membawa berkah dan memberi dampak baik bagi kelangsungan rumah tangga.
Dalam pawon, enak tidaknya masakan menjadi rahasia rasa dalam rumah tangga. Artinya, dalam rumah tangga pun harus bisa saling menjaga rahasia.
2. Kelon
Dalam rumah tangga, jangan sampai melupakan kelon. Semua sudah balig; hubungan suami istri harus dilandasi rasa saling memuaskan. Jangan sampai ada yang mencari kepuasan dari orang lain.
Hubungan suami istri dapat menjadi penyemangat dalam bekerja dan berkontribusi terhadap kelestarian rumah tangga.
Mengabaikan kelon bisa membuka celah munculnya godaan dari luar.
Tujuan dari kelon juga untuk melestarikan rumah tangga, termasuk dalam merencanakan keturunan.
Suami istri perlu mengetahui waktu-waktu subur agar cepat dikaruniai anak.
Dalam kelon pun harus ada takon (komunikasi), agar tercipta keterbukaan dan saling pengertian.
3. Takon
Komunikasi dalam rumah tangga sangat penting. Dengan takon yang baik, bangunan rumah tangga akan kokoh dan terhindar dari kesalahpahaman.
Selain Tiga On, Abah Sukri juga memberikan satu “jimat” yang bisa memperkuat rumah tangga sakinah, yaitu: Lengo Kayu Gapuk
Lengo
Jika satu pasangan sedang memandang tajam (menteleng), yang lain harus bisa mengalihkan pandangan.
Kalau dua-duanya menteleng, bisa timbul pertengkaran. Maka, harus ada yang mengalah.
Kayu
Jika satu marah (duko), yang lain harus bisa tersenyum.
Marah bisa diekspresikan dalam berbagai cara. Karena itu, salah satu pasangan harus mampu memahami dan menahan diri agar tidak ikut larut dalam amarah.
Gapuk
Kalau satu malas (wegah), yang lain harus bisa memberi semangat (ngepuk-ngepuk).
Dalam rumah tangga, terkadang muncul rasa jenuh. Maka, pasangan harus saling memotivasi agar semuanya tetap berjalan baik dan cita-cita rumah tangga tercapai.
Ilmu yang disampaikan Abah Sukri saat silaturahmi dan memberikan nasihat kepada calon pengantin ini mungkin tidak tertulis langsung dalam Al-Qur’an atau Sunnah, tetapi nilai-nilainya bisa direalisasikan dalam bentuk amaliah yang insyaallah sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.