Islam 212 Dan Islam Nusantara - HWMI.or.id

Sunday 14 June 2020

Islam 212 Dan Islam Nusantara




Islam 212 dan Islam Nusantara

Masih terngiang diingatan ketika para muslim radikal (Wahabi, HTI, PKS, FPI, dsb) membully istilah Islam Nusantara yang diviralkan NU. Apa kata mereka, "Islam itu ya Islam. Tidak ada Islam Nusantara. Diadakannya istilah Islam Nusantara itu justru merusak ukhuwah islamiyah, dan bla bla bla". 

Pendeknya segala hujatan, cacian dan fitnahan ditumpah ruahkan ke NU dengan tuduhan NU telah merusak citra Islam karena membuat istilah Islam Nusantara. Itu sama saja dengan membuat agama baru serta mengklaim bahwa Islam belum sempurna.

Mereka tidak mau tabayun ke NU sehingga gagal paham, salah paham dan mungkin justru tak mau paham. Nu sudah menjelaskan bahwa istilah Islam Nusantara itu hanyalah koshois (ciri khas) Islam di Nusantara, dan bukannya agama baru.

Padahal mereka sengaja tutup mata. Jika karena ada istilah Islam lalu diembel-embeli kata setelahnya maka sama dengan menembah-nambahi ajaran Islam, maka sama saja dengan istilah Islam Berkemajuan (jargon Muhammadiyah), Islam Kaffah (jargon HTI), Islam Terpadu (jargon PKS). Jika Muhammadiyah juga membuat istilah Islam tertentu, PKS dan HTI, maka mengapa kok NU dengan istilah Islam Nusantara yang disalah-salahkan?

Bahkan baru ini kelompok muslim radikal yang tergabung dalam gerakan 212 membuat istilah "Islam 212". Mereka mereka diam saja, tidak membully kelompok 212. Padahal istilah "Islam 212" lebih parah dan bertentangan dengan Islam agama tauhid, Islam itu 1 dan bukannya 212.

Mereka tidak membully istilah Islam 212 padahal secara makna lebih berbahaya. Ya karena yang membuat istilah Islam 212 itu masaih satu kelompok dengan golongan mereka, bahkan mungkin juga mereka sendiri yang membuat istilah tersebut. Jika mereka mengkritik Islam 212, ya sama saja dengan jeruk makan jeruk, jadi bumerang atau sama saja dengan goal bunuh diri.

Terbuktilah bahwa perjuangan mereka bukan murni demi islam, tapi hanyalah kepentingan kelompok mereka. Dan parahnya mereka sangat antipati terhadap NU. NU benar saja disalahkan apalagi NU ketika (misal) bersalah. Sebegitu bencinya ya mereka dengan NU. 

(Nun Alqolam, Pegiat Aswaja NU)

Bagikan artikel ini

6 comments