Bangkit dan Pulih dari Intoleransi, Radikalisme dan Narasi Anti-Pancasila - HWMI.or.id

Monday 15 August 2022

Bangkit dan Pulih dari Intoleransi, Radikalisme dan Narasi Anti-Pancasila


Oleh: Sitti Faizah in Suara Kita

Dikutip dari jalandamai.org, Bangkit dan Pulih dari Intoleransi, Radikalisme dan Narasi Anti-Pancasila

Bulan kemerdekaan kembali tiba (HUT RI ke-77) Maka, imajinasi kepahlawanan yang harus terbangun adalah, bagaimana cara kita bisa bangkit dan pulih dari segala virus yang ingin merusak NKRI yang kita cinta ini?

Mengukuhkan jiwa dan rasa (kepahlawanan) yang kuat di bulan kemerdekaan ini. Guna berjuang agar bisa merdeka dari tiga virus yang masih menggrogoti NKRI. Yaitu Intoleransi, Radikalisme dan narasi anti-Pancasila.

Sebab, ketiganya adalah virus yang sangat nyata sebagai ancaman disentegritas (kekacauan sosial) yang sangat besar di negeri ini. Karena potensi penularan dari virus tersebut, akan membuat kita berpecah-belah. Membuat kita tega bertindak zhalim sesama saudaranya dan akan merusak tanah airnya sendiri.

Baca juga: https://www.hwmi.or.id/2022/08/akankah-abu-bakar-baasyir-bisa.html

Bagaimana Cara Merdeka dari Virus Intoleransi?

Kita bisa merdeka seutuhnya dari virus intoleransi ini. Yaitu dengan (memperbaiki, merekatkan dan menyambung) hubungan sosial dengan siapa-pun. Entah beda agama, beda suku, beda bahasa atau besa warna kulit. Kita perlu membuang jiwa-jiwa yang membedakan segala hal itu untuk menjalin hubungan yang harmonis.

Karena, ketika kita bisa mengupayakan semacam perbaikan, merekatkan dan menyambung hubungan sosial yang harmonis. Saya rasa, narasi yang sengaja membuat kita akan bermusuhan, bercerai-berai dan konflik karena perbedaan. Itu sejatinya tidak akan tumbuh jika kita mempraktikkan itu.

Karena selama ini, sikap intoleransi itu selalu tumbuh karena kurangnya tiga sikap tadi. Sehingga, sering kali salah paham, mudah dihasut, diadudomba dan bahkan selalu egois. Tetapi, dengan memperbaiki tiga hal tersebut, sejatinya kita akan benar-benar merdeka seutuhnya dari virus intoleransi.

Baca juga: https://www.hwmi.or.id/2022/08/penerimaan-pancasila-dan-sesat-pikir.html

Bagaimana Cara Merdeka dari Radikalisme?

Radikalisme itu adalah praktik kekerasan, kezhaliman dan ingin menguasai tatanan. Dengan dalih ajaran agama. Sehingga, ini seharusnya menjadi benang merah penyelesaian. Bahwa, membangun dialog, kajian keagamaan secara mendalam dan membangun interaksi aktif antar umat agama. Niscaya, jalan berpikir kita akan terhindar dari virus tersebut.

Mengapa? Karena, banyak kasus terjangkitnya seseorang terhadap radikalisme itu dipengaruhi oleh kurangnya dialog antar umat, kurangnya pengkajian secara mendalam terhadap agama dan minimnya interaksi sosial yang aktif terhadap umat agama lain.

Sehingga, yang terjadi adalah “taklid buta”. Yaitu mudah menerima, meyakini dan mengambil keputusan yang mentah. Bahwa, membunuh, memusuhi dan membenci mereka yang disebut-sebut “orang kafir” itu dianggap ajaran agama.

Sehingga, dengan mengupayakan apa yang saya sebutkan di atas. Dan bergerak kompas oleh seluruh pihak. Maka, niscaya bangsa ini akan benar-benar merdeka dari virus radikalisme tersebut. Tentu kita bisa dan sangat bisa sekali.

Baca juga: https://www.hwmi.or.id/2022/08/halaqah-fiqih-peradaban-berangkat-dari.html

Bagaimana cara Kita Merdeka dari Narasi Anti-Pancasila?

Apa yang dapat kita petik. Di balik hijrahnya Abu Bakar Ba’ayir yang kini menerima Pancasila? Tentu adalah (cara kita memahami) Pancasila itu. Sebab, kesadaran Abu Bakar Ba’asyir di dalam menerima Pancasila itu, tidak lain karena ada semacam pengkajian ulang dari dirinya.

Sehingga, bagi kita untuk bisa merdeka dan mengikuti jejak Abu Bakar Ba’asyir itu. Maka yang harus kita lakukan adalah memahami, mendalami dan mengkaji kembali setiap point nilai Pancasila itu. Lalu korelasikan dengan nilai-nilai agama.

Lantas, apakah bertentangan dengan nilai agama atau justru relevan dengan perintah agama? Sebab, banyak orang yang mudah terhasut oleh kelompok yang anti Pancasila. Karena berdasar pada asumsi dan provokasi yang dibangun tanpa pengkajian dan pemahaman yang ditemukan sendiri.

Jadi, dari sini kita bisa menemukan titik terang. Bahwa, jika kita ingin merdeka dari narasi anti-Pancasila. Maka cobalah untuk kaji, pahami dan dalami kembali. Lalu kita renungkan dan sadari.

Baca juga: https://www.hwmi.or.id/2022/08/menjawab-qunut-subuh.html?m=1

Sehingga, saru sanalah kita akan memiliki pengertian baru. Bahwa sejatinya, Pancasila sangat tidak pantas untuk kita tolak. Karena nilainya mengemban prinsip agama yang berkaitan rahmatan lil alamin dan prinsip baldatun tayyibatun warabun ghafur

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda