Pilih Hadits Imam Madzhab Atau Hadits Shahihain (Bukhari Muslim)? - HWMI.or.id

Tuesday 25 April 2023

Pilih Hadits Imam Madzhab Atau Hadits Shahihain (Bukhari Muslim)?

Penting kiranya faham riwayat hidup para Ulama Salafus shalih.

Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Abu Hanifah, Malik, Syafii dan Ahmad, tidak menggunakan hadits shahih Bukhari dan shahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tershahih?

 Untuk tahu jawabannya, kita mesti paham sejarah.

- Imam Abu Hanifah lahir tahun 80 H, 

- Imam Malik lahir tahun 93 H, 

- Imam Syafii lahir tahun 150 H dan 

- Imam Ahmad lahir tahun 164 H.

Sementara itu, 

- Imam Bukhari lahir tahun 196 H, 

- Imam Muslim lahir tahun 202 H.

(Artinya para imam Madzhab lebih dahulu lahir dari kedua muhadist tersebut).

Lalu, apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Shohih Bukhari dan Shohih Muslim?"

Jawabannya : "Justru "sebaliknya". Hadits-hadits para Imam Madzhab lebih kuat dari hadits-hadits para Imam Hadits, karena para Imam Madzhab hidup lebih awal daripada Imam-imam Hadits".

Rasululloh bersabda :

خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم

Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku, kemudian kurun sesudahnya (sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in).”

(HR متفق عليه / mutafaqu'alaih). 

Apa itu mutafaqu'alaih? Artinya hadist tersebut riwayat Bukhari, Muslim.

Jadi kalau ada manusia zaman sekarang yang mengklaim sebagai ahli hadits, lalu menghakimi bahwa pendapat Imam-imam Mazhab adalah salah dengan menggunakan alat ukur hadits-hadits Shahih Bukhori, Muslim, maka boleh dibilang orang itu TIDAK FAHAM Tarikh (sejarah).

Sadarilah oleh kita bahwa, para Imam Mazhab itu, seperti Imam Malik, melihat langsung cara shalat puluhan ribu anak-anak sahabat Nabi di Madinah. Anak-anak sahabat ini belajar langsung ke Sahabat Nabi yang jadi bapak mereka. Jadi lebih kuat ketimbang 2-3 hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari 100 tahun kemudian. 

Bahkan Imam Abu Hanifah bukan hanya melihat puluhan ribu anak-anak para sahabat melainkan beliau telah berjumpa dengan para sahabat Rasulullah SAW.

Imam Bukhari dan Muslim, meski termasuk pakar hadits PALING TOP, mereka tetap bermazhab. Mereka mengikuti mazhab Imam Syafi’ie.

 Berikut ini di antara para Imam Hadits yang mengikuti Mazhab Syafi’ie:

 - Imam Bukhori,

 - Muslim,

 - Abu Daud, 

 - An Nasa’i, 

 - Baihaqi, 

 - At Turmudzi, 

 - Ibnu Majah, 

 - At Thabari, 

 - At Thabrani, 

 - Ibnu Hajar Asqalani, 

 - An Nawawi, 

 - Ar Ramli, 

 - As Subki, 

 - As-Suyuthi, 

 - Ibnu Katsir 

 - dll.

Lalu ada yang bertanya, "Lho apa kita tidak boleh mengikuti hadits Shahih Bukhari, Sahih Muslim?" 

"Ya tentu boleh saja, tetapi bukan sebagai landasan utama melainkan hanya sebagai pelengkap.

Jika ada hadits yang bertentangan dengan ajaran Imam Mazhab, maka yang kita pakai adalah ajaran Imam Mazhab. Bukan hadits tersebut." 

"Kenapa seperti itu?" 

"Karena para Imam Hadits saja bermazhab.

Hampir seluruh imam Hadits, sekitar 70 % mengikuti Mazhab imam Syafi’ie?" 

"Kenapa tidak pakai hadis mereka sendiri para imam Hadist?" 

"Karena keilmuan agama mereka masih jauh di bawah para imam mazhab yang mengerti berbagai disiplin ilmu." 

Cukup banyak orang awam yang tersesat karena mendapatkan informasi yang sengaja disesatkan oleh kalangan tertentu yg penuh dengan rasa dengki dan benci.

Menurut kelompok itu Imam Mazhab yang 4 itu kerjaannya cuma merusak agama dengan mengarang-ngarang agama dan menambah-nambahi seenaknya.

Itulah fitnah kaum akhir zaman terhadap ulama salaf yg asli.

Padahal Imam Mazhab tersebut menguasai banyak hadits. 

Imam Malik merupakan penyusun Kitab Hadits Al Muwaththa. Dengan jarak hanya 3 level perawi hadits ke Nabi, jelas jauh lebih murni ketimbang Shahih Bukhari yang jaraknya ke Nabi bisa 6-7 level. 

Begitu juga dg Imam Syafii, selain mumpuni ilmu Fiqih, ilmu ushul fiqih, ilmu balaghoh, ilmu tafsir, dan disiplin ilmu agama lainnya, beliau juga sangat mumpuni dalam ilmu hadits. Beliau memiliki kitab hadis yang dikenal dengan Musnad Imam Syafii.

Sama halnya dengan Imam Ahmad, yang menguasai 750.000 hadits lebih, dikenal sebagai Ahli Hadits ketimbang Imam Mazhab.

Jadi, kesimpulannya kenapa Para Imam Mazhab yang empat sama sekali tidak pernah menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim?

Pertama, karena mereka lahir jauh lebih dulu sebelum Imam Bukhari (194) dan Imam Muslim (204 dilahirkan).

Kedua, karena keempat Imam Mazhab itu merupakan pakar hadits paling top di zamannya. Tidak ada ahli hadits yang lebih baik dari mereka.

Ketiga, karena keempat Imam Mazhab itu hidup di zaman yang lebih dekat kepada Rasulullah dibanding Imam Bukhori, Muslim, maka hadits mereka lebih kuat dan lebih terjamin keasliannya ketimbang di masa-masa berikutnya.

Jika dalam teknologi, makin baru maka makin canggih. Seperti Komputer, HP, dsb makin ke sini makin bagus kualitasnya. Tapi kalau hadits Nabi, justru makin lama makin murni.

Keempat, justru Imam Bukhari, Muslim malah bermazhab Syafi’ie. Hal itu karena hadits yang mereka kuasai jumlahnya tidak memadai untuk menjadi Imam Mazhab.

Imam Ahmad berkata; untuk menjadi Mujtahid, selain hafal al Qur’an juga harus menguasai minimal 500.000 hadits. Nah hadits Shahih yang dibukukan Imam Bukhari cuma 7000-an. Sementara Imam Muslim cuma 9000-an. Tidak cukup.

Ada beberapa tokoh yang anti terhadap Mazhab Fiqih yang 4 itu kemudian mengarang-ngarang sebuah nama khayalan yang tidak pernah ada dalam sejarah, yaitu "Manhaj Salaf”.

Mereka talfiq mencampur sesuatu sesuai selera dalam hal bermadzhab. Seolah-olah jika tidak bermanhaj salaf berarti tidak mengikuti ulama salaf?

Jikalau ada yang namanya Manhaj Salaf yang berfungsi sebagai metodologi istimbath hukum, lalu mana ushul fiqihnya? Mana kaidah-kaidah yang digunakan dalam mengistimbathkan hukumnya?

Apakah cuma sekedar menggunakan sistem gugur, bila ada dua hadits, yang satu kalah shahih dengan yang lain, maka yang kalah dibuang?

Lalu yang shahih wajib diikuti?

Lalu bagimana kalau ada hadits sama-sama dishahihkan oleh Bukhori dan Muslim, tetapi isinya bertentangan dan bertabrakan tidak bisa dipertemukan....???

Imam Syafi’ie membahas masalah kalau ada beberapa hadits sama-sama shahihnya tetapi matan-nya saling bertentangan, apa yang harus kita lakukan?

 Beliau telah menulis kaidah itu dalam kitabnya Ikhtilaaful Hadits.

Jika hanya baru tahu suatu hadits itu shohih, pekerjaan melakukan istimbath hukum belumlah selesai. Meneliti keshahihan hadits baru langkah pertama dari 23 langkah dalam proses istimbath hukum, yang hanya bisa dilakukan oleh para mujtahid.

Entah orientalis mana yang datang menyesatkan, tiba-tiba muncul generasi yang awam agama dan dicuci otaknya, dengan lancang menuduh keempat Imam Mazhab itu sebagai orang bodoh dalam ilmu hadits.

Hadits shahih versi Bukhari dibanding-bandingkan secara zahir dengan pendapat keempat mazhab, seolah-olah pendapat mazhab itu buatan manusia dan hadits shahih versi Bukhori itu datang dari Allah yang sudah pasti benar.

 Padahal cuma Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. 

Hadits shahih secara sanad, belum tentu shohih secara matan.

Meski banyak hadits yang mutawatir secara sanad, sedikit sekali hadits yang mutawattir secara matan. 

Orang-orang awam itu dengan seenaknya menyelewengkan ungkapan para Imam Mazhab dari maksud aslinya :

“Bila suatu hadits itu shohih, maka itulah mazhabku”.

Kesannya, para Imam Mazhab itu tidak paham dengan hadits shahih, lalu menggantungkan mazhabnya kepada orang-orang yang hidup jauh setelahnya hanya dengan berdasarkan hadits shahih.

Padahal para Ulama Mazhab itu menolak suatu pendapat, karena menurut mereka hadits yang mendasarinya itu tidak shahih. Maka pendapat itu mereka tolak sambil berkata, ”Kalau hadits itu shahih, pasti saya pun akan menerima pendapat itu. Tetapi berhubung hadits itu tidak shahih menurut saya, maka saya tidak menerima pendapat itu”.

"Yang bicara bahwa hadits itu tidak shahih adalah profesor ahli hadits", yaitu para Imam Madzhab sendiri. Maka wajar kalau mereka menolaknya. Kalimat ungkapan tersebut untuk mereka para mujtahid bukan untuk kita para muqaliddin (pengekor ulama).


Penulis : Gus Musa Muhammad 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda