Salafi-Wahabi dan Tasawuf (Fenomena Wandi Ladupu Sang Aktivis Wahabi) - HWMI.or.id

Thursday 5 August 2021

Salafi-Wahabi dan Tasawuf (Fenomena Wandi Ladupu Sang Aktivis Wahabi)

SALAFI-WAHABI dan TASAWUF (Fenomena Wandi Ladupu Sang Aktivis Wahaboy)

Sejak Wahabi (kini kelompok mereka menamakan Salafi) lahir dari ke muka bumi ini selalu memusuhi praktik Tasawuf. Siapa pun yang anti Tasawuf/Sufi maka dia secara otomatis gugur masuk ke dalam aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jadi tokoh seperti Khalid Basalamah, Firanda Andirja dkk menyebut dirinya Ahlus Sunnah wal Jamaah itu hanya klaim saja. Sebab ulama di seluruh belahan bumi ini tidak mengakui Salafi-Wahabi bagian dari Ahlus Sunnah wal Jamaah. Bukan karena akidahnya yang berbeda tetapi Salafi-Wahabi anti Sufi/Tasawuf.

Kelomopk Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) dari kalangan empat mazhab, banyak mengakui bahwa tasawuf, termasuk tarekat, adalah bagian integral dari bangunan peradaban Islam. Nah saya ambil contoh salah satu tokoh Salafi-Wahabi yang getol juga memerangi praktik Tasawuf adalah Abdul Hakim Abdat. Dia berkata:

“Tasawuf bersama sufinya termasuk ahlul bid’ah dari firqoh yang sesat dan menyesatkan. Tasawuf dibina atas dasar kebodohan di atas kebodohan yang telah ada dan meleakat pada pemeluknya. Karena tabiat ajaran tasawuf adalah kebodohan. Berkata Imam Syafi`i: “Kalau seorang belajar tasawuf di waktu pagi maka di waktu siang dia telah menjadi orang yang paling dungu”... Tasawuf merupakan penyimpangan secara besar-besaran dari agama Allah, al-Islam yang dibawa oleh Rosulullah shollallohu `alaihi wasallam” (Abdul Hakim Amir Abdat, 2005: 79).

Nah kutipan di atas dengan mencatut pendapat Imam Syafi'i memang sering digunakan tokoh-tokoh Salafi-Wahabi. Mereka memanipulasi pendapat dan peruntukkan dari argumen Imam Syafi'i. Padahal bagi yang belajar kitab-kitab Imam Syafi'i sangat jelas yang ditentang Imam Syafi'i adalah orang yang mengakui mengikuti tasawuf tapi tidak mengerti makna dan hakikat apa yang dia ucapkan atau tidak melakukan ragam ikhtiar di muka bumi ini. Penjelasan ini cukup panjang. Para ulama sekelas Imam Al-Baihaqi banyak menuturkan soal pendapat Imam Syafi'i ini dan sangat populer di kalangan Sunni.

Jadi, tokoh-tokoh dan aktivis-aktivis Salafi-Wahabi ini dalam konteks pendapat Imam Syafi'i adalah bagian dari apa yang disebut Imam Ali dengan: kalimatu haqqin urida biha bathilun. Dimana teksnya benar tapi peruntukkannya salah. Disinilah jahatnya kelompok Salafi-Wahabi dari dulu hingga kini. Membenci kelompok Sunni tapi sering menggunakan teks-teks dan simbol-simbol yang lahir dari kelompok Sunni.

Jadi fenomena seperti Wandi Ladupu yang mengatakan "Alhamdulillah sudah mati dedengkot sufi Sulteng" memang ajaran dari kelompok Salafi-Wahabi. Tradisi mereka dalam membenci praktik Sufi disalurkan dari generasi ke generasi. Bagi mereka itu tidak bisa dibayar.

Jadi jika Anda ingin menghukumnya, bawa saja ke peradilan hukum. Seperti saat ini dia (Wandi Ladupu) ada di Polsek Bunta Luwuk. Dan saya berharap kepada teman-teman kepolisian di Polsek Luwuk jangan melepasnya sebelum meminta maaf dan memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya yang tidak bersikap simpatik di tengah wafatnya guru Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri.

Sekali lagi saya utarakan harapan saya kepada para polisi di Polsek Bunta Luwuk, urusan ini tidak ada tawar menawar. Saya dkk akan monitor dari pusat urusan ini. Harga mati urusan ini. Wafatnya Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri adalah duka semesta dan rakyat Indonesia.

Di Gorontalo memang banyak praktik dan aktivitas Salafi-Wahabi (termasuk varian barunya). Sebab itulah, saya menentang tiada henti dan tanpa kompromi. Siapapun yang berada di belakangnya kita kritik tanpa kompromi juga. Urusan ini, nyali saya tidak bisa di-stop oleh siapapun. 

Jadi jika Anda pejabat atau tokoh publik, jika melindungi dan men-support kelompok Salafi-Wahabi sama artinya Anda diragukan untuk menjadi bagian dari kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah. Karena memang ada tokoh-tokoh atau publik figur, khususnya para politisi yang rela menggadaikan sisi keagamaannya demi meraup/mendapat suara. Jika itu terus Anda lakukan, sama artinya Anda mensuburkan praktik Salafi-Wahabi di Indonesia.

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208466724262424&id=1736509222

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda